Mobil SUV memang memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki mobil jenis lain, ada 3 fitur yang mendukung kemampuan mobil SUV untuk unggul dalam melewati medan ekstrim, antara lain:
2. Sistem penggerak 4 roda
3. Transfer case
- Ground clearance untuk mobil SUV sejati paling tidak haruslah diatas 200 mm, SUV sejati biasanya memiliki tinggi kolong 250 mm (25 cm), sehingga dia mampu melewati gundukan yang lebih tinggi, jalan berbatu, berlubang, berair, dll.
Genangan air setinggi 50 cm mobil SUV sanggup melewatinya, jalan berbatu sebesar bola sepak/ bola voli juga sanggup dilewati mobil SUV yang sesungguhnya, sehingga ground clearance yang tinggi ini mutlak bagi mobil berjenis SUV
- Penggerak 4 roda atau 4WD atau 4x4 atau AWD, sistem penggerak 4 roda ini akan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan traksi mobil, jika mobil biasa cukup dengan penggerak 2 roda belakang/ dua roda depan saja akan tetapi untuk melewati jalan yang ekstrim (tanjakan curam/ jalan berlumpur/ jalanan licin) maka mobil SUV menggunakan 4 rodanya untuk melipatkandakan cekngkeraman ban ke tanah dan menjalankan mobil.
- Transfer Case, transfercase ini juga mutlak diperlukan mobil SUV untuk melewati jalan rusak berat misalnya tanjakan curam. Transfer case ini adalah peningkat tenaga atau Torsi mobil, transmisi tambahan yang digunakan untuk melipatgandakan kemampuan membawa beban mobil.
Misalnya mobil Suzuki Jimny memiliki kemampuan menanjak dengan membawa beban (torsi) sebesar 75 Nm, nah jika menggunakan transfer case dia akan memiliki torsi sebesar 75 x 3 yakni 225 Nm.
Bayangkan torsi sebesar 225 Nm dipakai untuk membawa mobil Jimny yang kecil dan ringan (sekitar 870 kg), Avanza saja torsinya sekitar 135 Nm sedangkan bobotnya 1070. Jadi perbandingan torsi: berat jimny (sebagai contoh mobil 4WD) adalah 0,26 Nm/ Kg, sedangkan avanza adalah 0,126 Nm/ Kg.
Kemampuannya hampir 2 kali lipat mobil biasa, padahal sebenarnya torsi asli dari Jimny adalah 75 Nm dan Avanza adalah 135 Nm, dengan adanya tambahan transfer case ini torsi jimny jadi 225 Nm (3 kali lipat aslinya).
Transfercase diletakkan di antara transmisi dan gardan (gardan depan dan gardan belakang), transfer case ini sistemnya memecah lagi kekuatan (momen puntir) yang keluar dari transmisi, setelah dilipatkan baru disalurkan ke gardan kemudian ke roda. Sebenarnya konsepnya sama dengan sistem transmisi tapi lebih sederhana, jadi bisa dibilang ini adalah transmisi tambahan/ transmisi khusus untuk jalanan menanjak/ jalanan ekstrim.
Konsep sederhananya mirip dengan gear pada sepeda gunung, jika dioper ke gigi besar belakang maka dia akan mampu menanjak dengan lebih kuat, kemampuan membawa bebannya meningkat.
Cara memakai Transfer case
Nah transfercase ini biasanya memiliki 3 mode yakni 2H, 4H dan 4L
* 2H atau 2WD: mode ini artinya adalah 2 roda saja yang dipakai, jika memakai mode ini maka yang bergerak hanya dua roda (belakang saja). Memakai mode 2H artinya sama dengan mobil-mobil biasa dan digunakan di jalan biasa layaknya mobil-mobil pada umumnya
* 4H atau 4WD: artinya mengaktifkan mode 4 roda akan tetapi tenaga (torsi) tidak dilipatkan, mode ini dipakai ketika mulai melewati jalanan yang lebih ekstrim dari jalan biasa, misalnya: jalan tanah, jalan berkerikil, jalan licin, genangan air yang tinggi.
Menggunakan penggerak 4 roda artinya traksi atau kemampuan mencengkeram ban ke jalan diperbesar menjadi 2 kali lipat sehingga tidak mudah selip (spin), tidak mudah tergelincir.
* 4L atau 4WD-L: biasa disebut transmisi Low, jika mengaktifkan mode ini maka torsi akan dilipatgandakan sehingga mobil akan menjadi sangat kuat di tanjakan. Mengaktifkan mode 4 H ini selain melipatgandakan torsi sudah pasti memakai penggerak 4 roda untuk mendukung traksi yang kuat.
mode 4L ini juga memiliki kelemahan yakni mobil menjadi boros BBM karena mesin berputar sangat cepat sedangkan putaran roda lambat... seperti jika sepeda gunung gir belakang dioper ke paling besar tentunya putaran ban menjadi lebih lambat tapi torsinya (kemampuan menanjaknya) jadi lebih besar.
Memakai mode 4L ini menurut beberapa kalangan juga lebih boros dibandingkan kita memakai 4H pada kecepatan yang sama, jadi sebisa mungkin 4L ini hanya digunakan pada jalanan yang amat ekstrim saja dimana jika 4H sudah tidak mampu baru kita gunakan 4L
Untuk memindahkan posisi transfer case dari mode 2H ke 4H cukup mudah, hal ini bisa kita lakukan sambil berjalan pelan di kecepatan 20 km/jam atau lebih rendah. Akan tetapi untuk memindahkan dari dari posisi 4H ke 4L kita harus menghentikan mobil dan menetralkan transmisi (mobil harus dalam keadaan berhenti dan posisi gigi di netral). Apa yang terjadi jika kita tidak berhenti? maka transfercase ini akan rusak, harga transfercase mahal bro....
Pada mobil-mobil jadul untuk memindah posisi transfer case kita menggunakan tuas (seperti tuas transmisi akan tetapi lebih kecil bentuk tuasnya), hal ini bisa kita jumpai pada mobil-mobil seperti Jimny/ Hardtop/ Jeep willys/ Jeep wrangler atau mobil 4x4 lain.
Sedangkan untuk mobil-mobil modern keluaran tahun 2005 ke atas biasanya sudah memakai tombol, kita tinggal pencet tombol dengan kode 2H atau 4H atau 4L saja. Akan tetapi tetap saat memindahkan kita harus mematuhi aturan untuk memberhentikan mobil terlebih dahulu.
terimaksih infonya, salam lempur
ReplyDeleteKl dari 2H ke 4H apakah mobil haris berhenti juga gan? Trus apakah cara memindahkannya sm dengan mobil manual yg lain, injak kopling?
ReplyDeleteTerima kasih atas penjelasannya, sangat membantu :)
ReplyDelete