Apakah berbahaya memakai ban vulkanisir? Pertanyaan yang kadang pecinta otomotif masih bimbang. Harga ban vulkanisir yang sangat murah lebih murah dari ban bekas membuat banyak orang tergiur memakainya, terlebih ban juga terlihat bagus dengan corak yang jelas.
Sebagai perbandingan jika harga ban baru sekitar 700 ribu maka harga ban bekas kondisi baik masih 350 ribu atau lebih, sedangkan harga ban vulkanisir bisa hanya 150 ribu? sangat murah bukan.
Ban vulkanisir adalah ban rekondisi yang terbuat dari ban bekas sudah botak/ kehilangan kembangnya akibat terkisis (pemakaian), ban yang telah botak dikerok kembali sampai terlihat kembang/ coraknya kembali. Anggapan orang awam tentang ban vulkanisir ini adalah aman digunakan karena grip/ kembang telah kembali, padahal tidak seperti itu karena fungsi kembang bukanlah untuk mencengkeram aspal melainkan untuk membuang air yang terjebak ditengah-tengah ban sehingga ban tidak terpeleset saat melewati genangan air.
Pada pembuatannya (ban vulkanisir) ada 2 macam cara, yang pertama ban langsung dikerok, yang kedua ban ditempeli karet terlebih dahulu kemudian dikerok. Nah mana yang aman? keduanya sama-sama berbahayanya karena ban yang dikerok menjadi lebih tipis, sedangkan ban yang ditempeli karet menjadi lebih berat dan tak seimbang.
Apakah Ban Vulkanisir Berbahaya?
Jawabnya sangat berbahaya, memakai ban vulkanisir sama saja menggadaikan keselamatan kita (nyawa penumpang), ban yang sudah tipis bisa meledak sewaktu-waktu dijalan apa lagi ban yang sudah tipis malah dikerok rawan sekali meledak/ pecah saat di jalan tol atau membawa beban cukup banyak. Yang kita tahu bahwa ban memiliki Prinsip (spesifikasi) tertentu antara lain:
- Suatu ban memiliki kemampuan membawa beban tertentu, bisa dilihat kode bannya ada yang sanggup membawa beban 250 kg, ada yang 350 kg, bahkan ada yang sampai 800 kg.
- Ban memiliki batas kecepatan tertentu, ada ban yang hanya mampu dipacu sampai kecepatan 150 km/ jam, ada yang mampu dipacu sampai diatas 200 km/ jam dengan beban tertentu akan tetapi juga ada yang dibawah 150 km/ jam tergantung kualitas ban tersebut
- Ban memiliki usia tertentu, karena bahan dari ban ini adalah karet maka ban bisa getas/ mengeras/ kehilangan elastisitasnya (daya lentur). Produsen ban biasanya merekomendasikan ban denga usia maksimum 2 tahun setelah ban diproduksi, lebih dari itu jangan dibeli (ban kadaluarsa). Nah bagaimana cara mengetahui kapan ban tersebut diproduksi? pecinta otomotif bisa melihat kode yang tertera pada ban tentang kapan ban di produksi (baca artikel kami sebelumnya tentang membaca kode tahun pembuatan ban)
- Ban memiliki batas ketebalan tertentu pada bagian tapak dan alur ban, pada bagian tapak ban minus alur itu sudah paten ketebalannya dan tidak bisa dikurangi lagi. Pengurangan ketebalan pada tapak ban bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan ban secara signifikan misalnya kemampuan membawa beban, kemampuan melaju, kesimbangan ban, potensi meledak dan lain sebagainya.
Sedangkan ketebalan alur ban (dalam alur dari permukaan terluar ban) adalah 1,6 mm jika kedalaman alur/ corak ban sudah lebih tipis dai 1,6 mm maka kemampuan membuang air hujan pun sudah tidak direkomendasikan lagi.
Bahaya Ban Vulkanisir
* Ban vulkanisir rawan terjadi selip karena air (tergelincir), menurut beberapa produsen ban di Indonesia bahwa ban vulkanisir akan merubah kemampuan ban menjadi jauh lebih jelek dalam hal anti aquaplanning atau saat menghalau air yang terjebak antara permukaan aspal dengan ban (biasanya air hujan). Ban vulkanisir tidak memiliki kemampuan menghalau air dengan baik sehingga air yang terjebak bisa menggelincirkan mobil
* Ban vulkanisir memiliki kontrol traksi yang rendah (sangat kurang bisa mencengkeram jalan/ aspal). dipengaruhi oleh kembang yang kurang bagus dan usia ban yang biasanya sudah kadaluarsa untuk dipakai. Kalau tiba-tiba mengerem dengan ban vulkanisir bisa bahaya, sedangkan untuk mengemudi jalan berkelok-kelok ban ini juga menghawatirkan.
* Ban vulkanisir rawan meledak, hal ini akan meningkat dignifikan jika mobil membawa beban yang cukup banyak, mobil dipacu pada kecepatan tinggi, atau mubil menghantam lubang jalan atau jalan berbatu. Alasan paling utama adalah tipisnya ban sehingga mudah sekali rusak/ sobek/ meledak.
* Ban vulkanisir kurang nyaman dipakai, ban yang memasuki masa kadalursa seharusnya dia sudah dibuang atau tidak dipakai lagi.
Ban yang sudah getas/ keras bahkan pecah-pecah sangat tidak nyaman dipakai yang mana mobil akan terasa lebih keras suspensinya karena sistem suspensi ban tidak berjalan, kurang nyaman dalam akselerasi (menikung, dan lain sebagainya), kadang kehilangan keseimbangan karena kadang ban vulkanisir lebih berat dari ban aslinya akibat penempelan karet sebelum dikerok.
Aturan dan Penggunaannya
Ban vulkanisir biasanya banyak digunakan untuk bus/ truck bagian belakang karena memiliki 4 roda, jika satu meletus maka masih ada 3 roda yang bisa menjadi penyelamat. Hal ini diakui oleh bebrapa pemilik armada karena harga ban baru relatif mahal, kami terpaksa memakai ban vulkanisir ini.
Sedangkan untuk ban depan jarang sekali ditemukan, sepanjang yang kami temui memakai ban baru/ bekas tapi yang jelas bukan vulkanisir, karena keselamatan lebih tinggi pada ban depan seandainya meletus sangat sulit mengendalikannya.
Pihak kepolisian sendiri sudah menyarankan agar jangan memakai ban vulkanisir sembarangan terutama yang di kerok sembarangan. Saat ini memang beberapa produsen ban juga menyediakan jasa vulkanisir ban sehingga tidak perlu membeli ban baru lagi? bagaimana dengan hal itu?
menurut kami tipsmobilbaru.blogspot.com jika memakai ban vulkanisir dari pabrikan otomotif tidak masalah karena sebagai pabrikan besar (semisal; Gajah Tunggal, Goodyear, dll) tentunya sebelum melakukan vulkanisir ban akan menimbang dulu apakah ban tersebut layak divulkanisir mulai dari umur ban, ketebalan ban, elastisitas karet, kondisi fisik ban, dll.
Vulkanisir ban oleh good year |
Teknologi vulkanisir yang dilakukan oleh produsen ban juga berbeda dari jasa vulkanisir sembarangan karena teknologinya mendekati teknologi pembuatan ban (meskipun begitu memang keselamatan tidak seperti ban baru)
No comments:
Post a Comment