Timing belt adalah sabuk yang terbuat dari karet dan serat nilon yang sangat kuat dan tahan terhadap tarikan, timing belt berfungsi untuk menghubungkan antara ckrank shaft dan cam shaft yang tujuannya menggerakkan cam shaft. Perbandingan perputarannya adalah untuk 2 kali putaran crank shat akan memutar cam shaft sebanyak 1 kali putaran.
Meskipun terbuat dari bahan yang sangat kuat akan tetapi timing belt juga bisa putus atau rusak, dengan kata lain memiliki umur pakai tertentu. Nah berapa umur pakai timing belt mobil? hal ini tergantung dari jenis mobilnya apa dan merknya apa?
Untuk mobil-mobil Toyota merekomendasikan mengganti timing belt di angka 100 ribu km, sedangkan pada mobil honda direkomendasikan oleh pabrikan pada jarak tempuh 60 ribu km, hal ini sama dengan Suzuki yang umur pakai timing beltnya sekitar 60 ribu km.
Selain faktor merk, ada faktor lain yang juga menjadi pertimbangan yakni untuk mesin dengan karburator umur timing belt rata-rata adalah 40 ribu km sedangkan untuk mobil injeksi mencapai 60 ribu km.
Berbeda pula dengan mobil diesel yang umur timing beltnya lebih lama, rata-rata bisa mencapai angka 100 ribu km, sedangkan mobil bensin rata-rata di 40-60 ribu km.
Lihat buku manual
Umur timing belt memang berbeda-beda, lantas berapa untuk mobil kita? yang paling tepat adalah dengan melihat buku manual mobil (jika punya), jika tidak punya bisa bertanya melalui telepon ke bengkel resmi mobil atau saat melakukan service bisa bertanya sekalian
Saran admin tipsmobilbaru.blogspot.com
Saya mengambil rata-rata saja usia pakai timing belt untuk mobil bensin adalah 60 ribu km, akan tetapi admin tipsmobilbaru.blogspot.com menyarankan untuk mengganti timing belt di kisaran 40-60 ribu km (sebelum 60 ribu km), dan juga melakukan pengecekan timing belt pada jarak tempuh 30-40 ribu km.
Pengecekan timing belt di jarak tempuh 30 - 40 ribu km dimaksudkan untuk mengetahui kerusakan yang mungkin terjadi antara lain: timing belt sudah getas, sudah pecah-pecah, sudah kaku, terlalu kendor, dll. Jika masih baik tidak masalah dipakai lagi, jika ditemukan kerusakan lebih baik siap-siap untuk mengganti timing belt
Untuk mobil diesel rekomendasi mengganti adalah 100 ribu km dengan pemeriksaan di angka 70 ribu km.
Umur timing belt bisa berkurang karena adanya percikan oli yang mengenaiknya (jika oli mesin ada kebocoran), sehingga umur pakai menjadi lebih pendek..dan hal ini bisa kita ketahui dengan memeriksanya.
Timing Belt putus
Apa yang terjadi jika kita telat melakukan perawatan/ pergantian? timing belt akan putus karena sudah retak-ratak/ kehilangan elastisitas dan kekuatannya.
Timing belt yang putus bisa berdampak serius pada mesin mobil yakni kerusakan komponen mesin seperti katup, rocker arm, pushrod, rocker arm shaft sampai pada piston (seher). Akibatnya mobil harus turun mesin dan biayanya cukup menguras kantong.
Untuk mobil-mobil baru desain piston dan komponen lain sudah dimodifikasi agar saat timing belt putus tidak merusak komponen mesin, begitu juga pada mobil suzuki yang lama juga sudah didesain agar tidak menimbulkan kerusakan saat putus.
No comments:
Post a Comment