Pernahkah pecinta otomotif memperhatikan mengapa warna oli menjadi hitam sesaat setelah dimasukkan ke dalam mesin? padahal oli masih baru (baru beberapa hari atau baru seminggu yang lalu) tetapi ketika dikuras/ dikeluarkan dari mesin warnanya sudah menjadi hitam?
Hal ini sebenarnya adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari, karena saat oli dimasukkan ke mesin dia akan bercampur dengan residu dalam mesin yang mengakibatkan perubahan warna dari yang sebelumnya berwarna kuning/ merah/ biru/ warna lain menjadi hitam pekat.
Lantas apakah oli yang masih baru dan sudah berwarna hitam tersebut masih layak dipakai? tentunya sangat layak karena indikator kelayakan oli bukanlah warna hitamnya tapi jarak tempuh atau lama pemakaian... Oli saat ini rata-rata mampu dipakai hingga 10 ribu km, meskipun kadang-kadang ada pemilik mobil yang mengganti oli pada 5 ribu km, hal ini tergantung pemakaian
Jadi pecinta otomotif tidak perlu khawatir akan adanya kerusakan pada mesin karena warna yang cepat berubah dari warna awal misalnya kuning/ merah/ biru menjadi hitam dalam hitungan hari.
Oh iya pada saat membeli oli baru mengapa warnanya berbeda-beda, ada yang merah, ada yang kuning ada yang biru dan warna yang lain? apakah ini juga mempengaruhi kualitas dari oli?
Menurut Dyan Andyasuri selaku Direktur PT. Shell Indonesia sebagai produsen pelumas ternama di dunia, mengatakan bahwa warna oli baru tidak menunjukkan kualitas dari oli (oli warna A lebih baik dari warna B) akan tetapi ini hanya untuk membedakan antar varian saja (untuk memudahkan) dan agar terlihat lebih baik dengan warna-warna yang disuka pasar.
Pilihlah oli yang sesuai
Oli memiliki peran yang sangat vital pada mesin mobil, selain sebagai pelumas (mengurangi gesekan antar komponen saat bergerak), oli juga berfungsi sebagai pembersih kotoran, pendingin dan pencegah korosi pada mesin, oleh karena itu pemilihan oli yang baik sangat erat kaitannya dengan perawatan mesin.
Pakailah oli yang sesuai dengan spesifikasi (permintaan) mesin, jika oli yang dipakai jauh berbeda dari spesifikasi oli yang diminta mesin maka hal ini akan merusak mesin...misalnya oli terlalu kental atau terlalu encer, atau oli untuk mesin diesel dimasukkan pada mesin bensin dan lain sebagainya.
Oli Palsu sangat berbahaya
Selain spesifikasi yang sesuai, yang tak kalah penting adalah menghindari oli palsu...jangan sampai mobil terkena oli palsu, karena oli palsu tidak memiliki SAE apapun, tidak bisa melumasi dan akan langsung merusak mesin... bahkan oli palsu ini banyak yang terdapat serpihan logam didalamnya yang akan langsung merusak mesin.
Cara untukmenghindari oli palsu ini adalah:
1. membeli di dealer resmi oli
2. membeli di tempat yang terpercaya dengan reputasi baik
3. Hindari bengkel sembarangan yang memberikan harga terlalu murah
Standart oli
Setiap oli asli memiliki kualitas tertentu sesuai dengan sertifikasi yang tertera di kemasannya misalnya standart API atau Jaso atau SAE nya, oli ini cocok untuk mobil keluaran tahun berapa dilihat API nya? kekentalannya berapa dilihat SAE nya
Biasanya untuk mobil-mobil baru oli semakin encer yang ditandai dengan makin kecilnya SAE misalnya SAE 0W-20 atau 5W-30 sedangkan mobil-mobil mesin lama biasanya lebih kental dengan makin besarnya angka SAE misalnya SAE 20w-50 atau 10w-40, sedangkan untuk teknologi bisa melihat pada APInya berikut rinciannya:
Mobil mesin bensin
* API SN : (jenis terakhir sampai saat ini) menggunakan teknologi Nano guard untuk melindungi bagian tersempit dari mesin. Digunakan untuk mesin tahun 2012 atau sebelumnya
* API SM : Diperkenalkan pada 2004. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik. digunakan untuk mesin sesudah tahun 2004.
* API SL : Dirancang untuk menjaga temperatur dan Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya
* API SJ : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
* API SH : Digunakan untuk mesin tahun 1996 dan sebelumnya
* API SG : Digunakan untuk mesin tahun 1993 dan sebelumnya
* API SF : Digunakan untuk mesin tahun 1988 dan sebelumnya
Mobil Mesin Diesel
* API CJ-4 : Dipakai untuk tahun 2006 dan sesudahnya. Digunakan untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan kategori API CJ-4 memiliki kriteria performa lebih baik daripada Jenis API CI-4 dengan CI-4 PLUS, CI-4, CH-4, CG-4 dan CF-4.
* API CI-4 : Digunakan untuk mesin diesel tahun 2002 dan sesudahnya. Digunakan pada mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 2004. Bisa menggantikan oli CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4.
* API CH-4 : Digunakan untuk mesin diesel tahun 1998 dan sesudahnya. Oli ini untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 1998. Bisa digunakan pada oli CD, CE, CF-4, dan CG-4.
* API CG-4 : Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four stroke engines. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang 0.5%. Cocok untuk standar emisi 1994 Bisa dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.
* API CF-4 : Digunakan untuk mesin high speed, four stroke engines, naturally aspirated dan mesin turbocharger. Biasa digunakan untuk pengganti oli CD dan CE.
* API CF-2 : Digunakan untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines. Bisa dipakai pada oli CD-II.
* API CF : Digunakan Untuk 1994 dan sesudahnya, Oli ini untuk mesin off road, indirect injected dan dapat menggantikan oli kode CD
Selengkapnya bisa dibaca : Mengetahui kualitas oli melalui kode yang tertera pada kemasan oli
No comments:
Post a Comment