Thursday, May 17, 2018

Bahaya Cairan Anti Bocor pada Ban

Ban tubeless banyak diartikan ban anti bocor, hal ini tidak benar karena ban tubeless juga bisa bocor, tetapi memang tidak semudah ban bias yang saat terkena paku langsung kempes.
Ban tubeles memiliki struktur rangka (desain) dan material yang lebih rigid dan keras dari ban biasa (bias/ non tubeless) sehingga memiliki karakteristik tahan tusukan kecil dan memiliki daya cengkeram serta keseimbangan yang lebih baik di jalan aspal.
Nah tidak sedikit pecinta otomotif yang ditawari untuk mengisi cairan anti bocor pada ban tubeless (semacam silicon) yang apabila ada tusukan paku/ pisau maka cairan anti bocor tersebut akan mengisi sela-sela antara paku dengan ban dan menghambat udara keluar dari ban.
Tetapi sebenarnya pada ban tubeless memang sudah seperti itu (tahan terhadap tusukan kecil), lalu kenapa diisi dengan cairan anti bocor lagi?
Sebagai catatan jika cairan anti bocor memang memiliki dampak positif pada ban (misalnya menambah ketahanan) mengapa tidak diaplikasikan oleh produsen ban? bahkan salahsatu produsen ban nasional (ban FDR) mengatakan bahwa cairan anti bocor bisa merusak struktur bagian dalam ban karena cairan anti bocor tersebut bersifat korotif.
Sedangkan dari pengalaman pengguna memang memakai cairan anti bocor lebih banyak dampak negatifnya, antara lain (pengalaman pengguna):
1. Cairan Anti Bocor pada ban tubeless sering menimbulkan kebuntuan pada lubang keluar masuk udara (pentil), hal ini sangat mungkin karena cairan anti bocor ini dimasukkan lewat lubang udara yang otomatis melewati pentil, nah makin lama cairan anti bocor ini bisa menjadi keras atau menjadi serbuk... jika sudah tidak berbentuk cair maka potensi menyumbat saluran udara keluar masuk ban sangat besar. Banyak sekali pengguna yang mengalami masalah ini, saluran lubang angin (keluar masuk udara) ke dalam ban buntu, solusinya dengan mengganti pentil/ memperbaiki cob ban (cob velg).
2. Merusak struktur roda, nah ini yang sudah diungkapkan oleh direktur RND ban FDR yang mengatakan bahwa cairan tersebut sifatnya korotif dan bisa merusak struktur bagian dalam ban (misalnya serat kawat/ kain dalam ban).
3. Velg jadi berkarat
Beberapa velg terbuat dari besi, nah cairan anti bocor ini saat dimasukkan ke dalam ban dan velg maka akan memicu korosi pada besi (velg) sehingga merusak velg misalnya: velg berlubang/ bocor halus atau struktur menjadi kasar dan mudah kempes
4. Ban jadi mudah kempes
Terutama pada ban tubeless yang mana tidak memakai ban dalam, yang mana cairan anti bocor seiring pemakaian akan mengering dan menjadi padat/ serbuk... nah saat menjadi serbuk, cairan anti bocor ini akan masuk ke sela-sela ban dan velg sehingga menyebabkan udara makin mudah keluar (ban makin cepat kempes)
5. Keseimbangan dan handling jadi lebih buruk
Hak ini sangat terasa pada sepeda motor yang bannya dikacih cairan anti bocor, karena sebagian besar cairan anti bocor berbentuk gel yang dimasukkan dalam roda, gel ini mengikuti putaran roda dan tentu sangat terasa tidak seimbang jika didalamnya ada cairan/ gel (mengganggu keseimbangan putaran roda)
Kesimpulan: cairan anti bocor sebenarnya tidak cukup membantu dalam menutup lubang saat terkena tusukan kecil, justru dengan mengaplikasikan cairan anti bocor ini banyak dampak negatifnya...lebih baik pembaca tipsmobilbaru.blogspot.com tidak memakainya

No comments:

Post a Comment

Perbedaan D-Tracker dan KLX 150: Ban, Velg, Rem, Gir, Suspensi

Kawasaki KLX 150 dan D-Tracker sebenarnya adalah motor kembar baik mesin, sasis, rangka, body, desain yang mana keduanya dibangun dari plat...