Friday, March 8, 2019

Ternyata Oli Mesin Diesel bisa untuk Mesin Bensin dan sebaliknya

Oli mesin mobil adalah cairan/ fluida di dalam mesin dengan spesifikasi tertentu yang berfungsi untuk melindungi mesin saat bekerja: melindungi dari keausan saat antar komponen dalam mesin saling bergesekan (melumasi), melindungi komponen dari karat dan reaksi kimiawi dalam mesin, pembersih kotoran dalam mesin, dan juga sebagai pendingin mesin.
Setiap mesin mobil memiliki spesifikasi oli yang telah ditentukan misalnya tingkat kekentalannya (SAE), kualitas oli (API), serta yang terakhir adalah kode oli tersebut untuk mesin bensin atau mesin diesel. Ada anggapan beberapa orang bahwa oli mesin diesel bisa dipakai pada mobil bermesin bensin dan juga sebaliknya (saling substitusi), hal ini tidaklah salah karena memang ada beberapa jenis oli yang bisa dipakai bersama-sama (bisa untuk mesin diesel dan juga mesin bensin).
Setiap mesin memiliki spesifikasi terkait kekentalan (SAE) dan juga kualitas oli (API), pada mobil jadul oli yang dipakai biasanya memiliki tingkat kekentalan yang lebih tinggi, sedangkan mobil yang lebih modern memiliki permintaan oli mesin yang lebih encer.
Hal ini disebabkan pada jaman dulu mesin mobil dibuat dengan tingkat presisi rendah sehingga jarak (kerapatan) antar komponen cukup besar (renggang) sehingga oli yang dipakai pun harus cukup kental agar melumasi sempurna, jika memakai oli yang encer akan menyebabkan oli tidak mampu melumasi seluruh bagian mesin. Begitu pula jika mobil modern yang memiliki tingkat presisi tinggi dan kerapatan antar komponen tinggi jangan dikasih oli yang kental karena tidak akan mampu masuk ke sela-sela komponen mesin yang lebih sempit (pelumasan tidak sempurna).
Oleh karena itu masalah kekentalan oli ini harus sesuai dengan spesifikasi mesin, nah pecinta otomotif bisa melihat buku manual mobil untuk mengetahui spesifikasi oli yang dipakai (SAE berapa?)
Kualitas oli
Kualitas oli terlihat dari kode APInya (huruf ke dua setelah tulisan API), makin bagus kualitas oli maka huruf kedua setelah kode API makin menjauh dari huruf A.
Contoh:
1. ada oli bertuliskan kode: API CD, maka kualitas oli adalah pada huruf "D"
2. ada oli bertuliskan kode: API CF, maka kualitas ada di huruf F, yang sekaligus menyatakan bahwa kualitas oli tersebut lebih bagus daripada oli yang berkode API CD.
Nah lantas kode huruf "C" menyatakan apa? kode huruf C tersebut menunjukkan peruntukan oli tersebut untuk mesin mobil diesel, iya kode C dibelakang adalah menunjukkan bahwa oli tersebut untuk mesin diesel, sedangkan untuk mobil mesin bensin kodenya bukan "C" tetapi huruf "S", misalnya: API SH atau API SL atau API SJ.
Oli yang bisa dipakai untuk mesin bensin dan mesin diesel
Nah setelah mengetahui tentang kualitas oli, peruntukan oli dan tingkat kekentalan oli tentunya pembaca tipsmobilbaru.blogspot.com bertanya apakah mungkin ada oli yang bisa dipakai di mesin bensin dan dipakai di mesin diesel?
Ternyata memang ada beberapa produsen yang menciptakan oli mesin bisa dipakai untuk mobil diesel dan juga untuk mobil mesin bensin, yakni oli yang memiliki kode S dan C dibelakang API misalnya:
API CF/SJ atau API CI/SL atau API CD/SH
Kode C menunjukkan bisa dipakai di mesin diesel sedangkan kode S bisa dipakai di mesin bensin, sehingga oli tersebut bisa dimasukkan pada mobil diesel dan juga mobil bermesin bensin.
Tetapi selain melihat kode API, pecinta otomotif juga harus melihat kode kekentalannya ya (SAE), apakah cocok dengan mesin mobil kita.
Paling mudah menentukan peruntukan oli
Jika kita kesulitan membaca kode-kode untuk mesin bensin atau untuk mesin diesel, paling mudah adalah membaca keterangan di kemasan yang mana biasanya tertera peruntukan oli misalnya untuk mobil mesin bensin, atau untuk mobil mesin diesel, atau untuk mobil mesin bensin dan mesin diesel. Nah membaca tulisan kita lebih jelas, tetapi untuk kode SAE memang kita harus sesuaikan dengan kode SAE yang diminta mesin
Oli sama, umur pakai berbeda
Meskipun oli tersebut bisa dipakai pada mesin bensin dan mesin diesel, tetapi pembaca tipsmobilbaru.blogspot.com juga harus memperhatikan kapan waktunya mengganti oli? karena pada mobil bermesin diesel biasanya oli hanya mampu bertahan maksimum 5000 Km, sedangkan jika oli tersebut dimasukkan ke mobil bermesin bensin dia bisa bertahan sampai 10 ribu km.
Beberapa pemilik mobil membatasi untuk mobil bensin dia mengganti oli setiap 7000 km (masih dibawah 10 Rb km), sedangkan pemilik mobil diesel mengganti oli di jarak tempuh sekitar 4000 km (tidak sampai 5000 km). Oh iya usahakan pembaca tipsmobilbaru.blogspot.com mengganti filter oli setiap 2 kali mengganti oli, harganya murah kok filter oli ini tidak sampai 50 ribu rupiah.
Sehingga meskipun olinya sama, tetapi jika dimasukkan pada mesin yang berbeda maka umur pakainya berbeda.

No comments:

Post a Comment

Perbedaan D-Tracker dan KLX 150: Ban, Velg, Rem, Gir, Suspensi

Kawasaki KLX 150 dan D-Tracker sebenarnya adalah motor kembar baik mesin, sasis, rangka, body, desain yang mana keduanya dibangun dari plat...