Banyaknya kasus pengemudi gojek yang tidak sesuai dengan profilnya/ tidak sama dengan data-data yang dimasukkan saat mendaftar membuat perusahaan transportasi berbasis online tersebut mengambil sikap, tak hanya teguran akan tetapi akan sampai pemecatan jika teguran masih tidak diindahkan.
Perusahaan Gojek selain ingin memberikan rasa nyaman pada konsumen juga memperhitungkan keselamatan penumpangnya, misalnya yang mengemudi bukan si A padahal di data adalah si A tapi yang menjemput si B... nah jika ada apa-apa dengan penumpang bagaimana? siapa yang bertanggungjawab... pasti yang disalahkan pihak Gojek secara umum kan? padahal itu ulah nakal pengemudi (perorangan), ungkap salah satu manager Go-Jek Indonesia.Untuk mengantisipasi hal tersebut maka pihak Gojek sekarang memberlakukan aturan yang lebih ketat terhadap pelanggaran ini, sedangkan Gojek memiliki aturan bahwa Driver gojek wajib melayani (menjemput/ mengantar/ yang lain) sesuai dengan profil yang sama dengan yang didaftarkan.
Saat ini Go-jek juga sudah memiliki layanan laporan untuk pelanggan dengan memanfaatkan kolom komentar pengguna dan juga mengisi kolom Help/ bantuan untuk melaporkan ketidak sesuaian profil driver.
Langkah Uber
Berbeda dengan Uber, kalau Uber terlebih dahulu aktif menyikapi fenomena ketidaksesuaian antara profil pengemudi yang ada di perusahaan dengan profil pengemudi yang menjemput penumpang. Bahkan pengemudi/ driver dari Uber Taxi harus selfie terlebih dahulu sebelum membawa penumpang, kemudian hasil foto dikirimkan ke kantor via internet lalu akan dicocokkan hasil selfie dengan data Driver saat mendaftar sebagai Driver. Mencocokkannya pun tidak manual akan tetapi menggunakan software Microsoft Cognitive Services, yang proses pencocokan data ini bisa selesai dalam hitungan detik (bahkan klaimnya realtime).
Langkah ini diambil untuk memastikan tidak adanya sopir tembak/ sopir pengganti yang tidak semestinya mengangkut penumpang. Yang paling dikhawatirkan adalah jika terjadi tindak kejahatan siapa yang bertanggung jawab? terlebih tidak semua orang bisa menyopir mobil kan?? bayangkan kalau yang menjemput ternyata sopir pengganti yang tidak cakap mengemudi.... hemmm berbahaya bukan!
Untuk saat ini memang tidak semua harus selfie, akan tetapi masih dilakukan secara acak
Spesifikasi | mobil | motor | mesin | interior | eksterior | fitur | tenaga | Hp | akselerasi | kelebihan | kekurangan | Harga | konsumsi | BBM | cara | tips | merawat | mengatasi | rem | mogok | Toyota | Honda | Suzuki | Mitsubishi | Daihatsu | Nissan | Isuzu | wuling | Panther | Jimny | Kijang | pajero | fortuner | HR-V | Rush | Terios | Taruna | Avanza | xenia | Ayla | agya | Xpander | Calya | Sigra | Ertiga | Carry | Espass | Escudo | APV | Brio | L300 | irit | offroad | Innova | pickup |
Friday, April 14, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Perbedaan D-Tracker dan KLX 150: Ban, Velg, Rem, Gir, Suspensi
Kawasaki KLX 150 dan D-Tracker sebenarnya adalah motor kembar baik mesin, sasis, rangka, body, desain yang mana keduanya dibangun dari plat...
-
Mazda 323 Interplay adalah mobil jenis sedan yang keluar tahun 90an secara resmi tahun 1989 sampai 1997, mobil ini banyak dijumpai di Indon...
-
Daihatsu Classy dan Daihatsu Winner merupakan varian dari Daihatsu Charade , perbedaan antara classy dan winner adalah pada tipe mobil y...
-
Isuzu D-Max mesin turbo diesel semakin dicari para penikmat off road indonesia, semakin ramainya mobil double cabin yang dikeluarkan ma...
No comments:
Post a Comment