Meskipun dollar terus merangkak naik akan tetapi produsen mobil/ otomotif berusaha mati-matian untuk tidak menaikkan harga mobil mereka, hal ini seperti diungkapkan ketua GAKINDO bahwa stok mobil sampai menyentuh kwartal ketiga tahun 2015 masih menumpuk.
Penjualan Tak Sesuai Target
Penjualan mobil yang ditargetkan terjual 90 ribu unit sampai pada bulan Agustus 2015 tidak tercapai dan hanya terjual 77 ribu unit, pengiriman ke dealer sebanyak 90 ribu unit akan tetapi yang terjual hanya 77 ribu mobil ini artinya ada sekitar 13 ribu unit mobil yang tidak terjual dan harus segera dilempar ke pasar.
Target total penjualan mobil awal tahun 2015 adalah 1,2 juta unit yang kemudian dikoreksi menjadi 1,1 juta unit pada mei 2015 akibat penurunan penjualan, setelah bulan Agustus 2015 penjualan mobil juga masih menunjukkan tren penurunan sehingga dikoreksi lagi menjadi 950 ribu unit mobil. Diperkirakan sampai akhir tahun akan banyak mobil yang ada di dealer-dealer yang belum terjual dan nantinya produsen akan mengoreksi harga mobilnya dengan pemberian diskon-diskon, hal ini sudah lazim pada akhir tahun mobil didiskon agar dealer tidak penuh dan bisa diisi mobil baru pada awal tahun depan.
Naiknya Harga Komponen
Dollar memang naik terhadap rupiah (paling signifikan di asia tenggara) yang mengakibatkan belanja komponen/ sparepart juga naik, akan tetapi kondisi ekonomi yang tidak pasti dan cenderung turun mengakibatkan masyarakat masih menunggu dan menahan diri untuk membeli mobil, di sisi lain penurunan daya beli juga sedang dialami banyak kalangan. Sebut saja produsen otomotif daihatsu yang sampai saat ini berusaha menahan agar harga mobilnya tidak naik meskipun harga komponen impor naik, pihak daihatsu juga mengatakan bahwa 95% komponen mobil masih impor dan ini cukup memberatkan kita.
Berbeda dengan honda yang meskipun sudah menahan kenaikan harga akan tetapi produsen ini cukup terukur dalam memproduksi mobil, tercatat Honda HRV mengalami kenaikan Rp. 3 juta. Honda tetap akan menaikkan harga mobil akan tetapi secara bertahap agar masih bisa dijangkau (tetap sesuai dikantong).
Sedangkan produsen otomotif Daihatsu masih akan melihat perkembangan jika dalam sebulan terakhir rupiah masih diatas 14 ribu/ dolar maka Daihatsu juga akan menaikkan harga mobil akan tetapi secara perlahan, kami rasa masyarakat akan paham dengan hal ini "ucap Presdir Astra Daihatsu Motor".
Penurunan Daya Beli dan Diskon Akhir Tahun
Penurunan daya beli menyebabkan kenaikan harga mobil tertahan, sedangkan diskon akhir tahun sebenarnya sudah lumrah terjadi dimana tahun-tahun sebelumnya juga seperti itu (diskon bervariasi mulai dari 5 juta sampai 30 juta). Diskon ini bertujuan untuk menghabiskan stok yang tidak terjual di tahun ini, jika kita melihat banyaknya mobil di wholesale (gudang penjualan/ dealer) bukan tidak mungkin kalau penurunan harga bisa lebih besar dari tahun sebelumnya akhir tahun ini. Jika mobil tak terjual maka bisa dibayangkan kerugiannya
Dampaknya mungkin tahun depan (2016) mobil akan semakin mahal dimana produsen akan lebih selektif/ ketat dalam melihat permintaan pasar dan tidak terlalu banyak memproduksi mobil, untuk saat ini banyak kalangan termasuk GAKINDo juga menyarankan produsen otomotif rem produksi mobil dulu.
ah mobil harga diindonesia mahal drpada negara lain, kita sebagai konsumen dibohongi para jepang itu, masak iya diskon sp 30jt berarti keuntungan produsen itu 100% dong, makanya kita jangan mau dibodohin jepang jepang itu, uang kita diangkut ke jepang. sono, kita puas sebagai buruh yg konsumtif bukan produktif
ReplyDeletekita jangan mau dibodohin jepang harga mobil kita paling mahalllll drpd negara. lain sadar kita dong.untung 100% jepang jepang itu
ReplyDelete