Mungkin pecinta otomotif sudah banyak yang tahu bahwa saat ini beredar BBM jenis bensin (gasoline/ petrol) dengan varian baru, dinamakan Pertalite yang dikeluarkan oleh Pertamina tahun 2015.
Pertalite ini merupakan BBM non subsidi dengan kadar oktan 90 alias lebih tinggi dari premium yang beroktan 88, penggunaan pertalite cocok untuk mobil-mobil keluaran baru (tahun 2000 an sampai sekarang) sedangkan untuk mobil tahun 90an atau yang lebih tua masih bisa memakai premium karena karakter mesinnya sebenarnya diciptakan untuk meminum premium.
Rasio Kompresi dan BBM yang Sesuai
Sebagai catatan, BBM apa yang cocok untuk mobil berhubungan cukup erat dengan rasio kompresi mesin dimana untuk mobil tahun 90an atu lebih tua sebagian besar memiliki rasio kompresi yang rendah antara 8:1 sampai 9,5:1, mobil dengan rasio kompresi rendah cocok dengan BBM beroktan rendah pula misalnya premium. Mobil lawas ini tidak cocok diisi dengan BBM beroktan tinggi seperti pertamax plus karena ada perbedaan timing pembakaran dan malah membuat mobil batuk-batuk.
Sedangkan untuk mobil tahun 90an akhir (97,98,99) mulai beberapa produsen meningkatkan rasio kompresi mesin untuk mendapatkan tenaga yang lebih baik dan lebih hemat bahan bakar, resikonya juga menuntut BB yang lebih baik. tahun 2000an sampai sekarang kebanyakan mobil memakai rasio kompresi 9,7:1 sampai 11:1 dimana pada rasio kompresi ini akan cocok memakai BBM beroktan 92 seperti pertamax.
Kemunculan Pertalite
Kemunculan pertalite disambut baik oleh beberapa perusahaan otomotif dimana pabrikan lebih mudah mencari mesin berrasio kompresi tinggi, di luar negri sebenarnya mesin dengan rasio kompresi rendah sudah langka karena standart dunia selalu meningkat dan pabrikan juga meningkatkan kualitas mesinnya dan meninggalkan mesin lawas.
Banyak perusahaan otomotif kini menjadikan pertalite sebagai standar BBMnya sebut saja Avanza dan Mobilio, idealnya memang pertalite ini dipakai untuk mesin berrasio kompresi 9:1 akan tetapi di Indonesia standart emisi dan kualitas mobil juga masih kurang dibandingkan dengan luar negri sehingga mesin rasio kompresi 11:1 pun dikatakan bisa minum pertalite padalah kalau mengacu di eropa mobil seperti avanza dan mobilio disarankan memakai pertamax plus (catatan BBM kelas pertamax plus di Amerika tergolong BBM berkualitas rendah, disana BBM sudah memiliki oktan diatas 100).... tapi gak papa lah kita di Indonesia kita lanjutkan.... Bahwa faktanya sekarang banyak perusahaan otomotif seperti Toyota dan Honda merekomendasikan BBM ini pada produk mobilnya artinya bisa digunakan dan aman (meskipun standar eropa belum tentu seperti itu).
Spesifikasi dan Kandungan Pertalite
Pertalite memiliki nilai RON 90, kemudian dia juga telah dicampur beberapa zat aditif yang bermanfaat untuk mesin mobil. Beberapa kandungan zat aditif pada pertalite antara lain:
- Zat anti kristal air, nah pada tanki kendaraan bensin (BBM) pada keadaan dan suhu tertentu bisa terbentuk kristal-kristal air yang halus (tak terlihat mata biasa) yang mana kristal-kristal air ini jika masuk pada mesin akan menghambat pembakaran BBM yang akibat jangka pendeknya mobil menjadi agak tersendat, dll. Air ini juga bisa menjadi kerak di ruang bakar dalam waktu lama
- Zat anti karat (mencegah timbulnya karat), zat anti karat ini akan bekerja di dalam tanki dan ruang bakar sehingga komponen mobil yang bersentuhan dengan BBM jenis ini relatif akan lebih tahan karat daripada memakai BBM tanpa zat aditif
- Zat pembersih, zat pembersih ini mampu melunturkan kotoran pada silinder head dan klep intake
Selain itu kualitas pembakaran pertalite juga lebih baik dibanding premium, harga lebih mahal 1000 rupiah/ liternya dibanding premium, penjualan juga masih terbatas Jakarta dan Jawa Barat saja saat artikel ini ditulis
.
Uji Pertalite vs Premium
beberapa uji telah dilakukan oleh banyak kalangan untuk mengetahui karakteristik dari BBM varian baru ini dan keunggulannya (pertalite) dibanding premium. Berikut ini adalah kesimpulan salah satu hasil uji tersebut (menggunakan mobil Datsun Go+ panca standar) :
* Tenaga
Mobil yang memakai pertalite memiliki tenaga yang lebih besar, tercatat saat diisi dengan pertalite tenaga Datsun Go+ panca ini sebesar 82 Hp, sedangkan jika memakai premium tenaga mobil hanya sebesar 78,5 Hp. Artinya terdapat selisih tenaga yang cukup besar untuk mobil ini 3,5 tenaga kuda, nah untuk mobil lain yang sekelas kemungkinan juga serupa misalnya mobilio atau avanza
* Torsi
Mobil memakai pertalite memiliki torsi 130,7 Nm pada 4000 Rpm, sedangkan memakai premium torsi maksimumnya adalah 127,1 Nm pada putaran mesin 4000 RPM. Ini berarti menggunakan pertalite akan memberikan efek torsi yang lebih besar dibanding menggunakan BBM premium.
* Akselerasi
Akselerasi mobil yang memakai Pertalite juga lebih cepat dibanding premium, tercatat dengan pertalite datsun go+ panca ini mampu melaju pada kecepatan 60 Kpj hanya membutuhkan waktu 5,1 detik saja, untuk mencapai kecepatan 100 km/jam dari kecepatan 0 Kpj hanya butuh waktu 13,7 detik.
Jika memakai premium akselerasi 0 - 60 Kpj membutuhkan waktu 5,6 detik, dan 0 Kpj sampai 100 Kpj butuh waktu 14 detik.
Ini artinya Pertalite memberikan akselerasi yang lebih cepat dibanding premium.
* Efisiensi
Efisiensi BBM adalah kehematan BBM pada mobil, tenyata keduanya tidak berbeda jauh dimana untuk jalan bebas hambatan Pertalite lebih irit 1 Km. 1 liter Pertalite dapat menempuh 23,4 Km sedangkan 1 liter premium menempuh 22,5 Km. Untuk jalan dalam kota 1 liter pertalite untuk 13,6 Km, sedangkan 1 liter premium menempuh 13,4 km.
* Emisi
diluar dugaan ternyata emisi pertalite sedikit lebih besar daripada premium akan tetapi emisi keduanya dalam batas yang sangat aman
Kesimpulan pertalite
Nah dari selisih harga 1000 rupiah antara pertalite dan premium ternyata kita bisa mendapatkan banyak keuntungan mulai mobil lebih bertenaga, tarikan lebih enteng, torsi lebih besar dan mesin lebih bersih, belum lagi BBM yang lebih irit (terutama untuk jalan TOL). BBM ini kami rasa cukup sebagai alternatif pengganti premium terutama jika memakai mobil Low end seperti Avanza. mobilio, Ertiga dan sejenisnya.
Sayang di kamfung saya belum ada pertalite. Beda 1000 tidak membuat bangkrut tapi mesin jadi lebih sehat
ReplyDeletemayan dah 2 bulan pake pertalite di motor tua, top speed gak kalah sama kluaran 2015. wkwkwkw
ReplyDelete