Mungkin beberapa dari kita pernah mencoba memakai gigi Netral pada saat melewati turunan (jalan menurun) dengan anggapan bisa menghemat bensin dan mengistirahatkan mesin untuk mobil manual, sedangkan pada mobil matic memposisikan tuas transmisi di N saat di turunan.
Menurut Anjar Rosjadi hal ini tidak dibenarkan karena bisa menyebabkan transmisi jebol, karena ada pompa oli dan lain-lain. Selain itu menetralkan gigi disaat turunan memiliki resiko yakni rem blong/ rem tidak mampu menghentikan laju mobil yang terlalu kencang akibat tidak memakai rem mesin.
Pada mobil manual sebaiknya memakai gigi 1 untuk turunan tajam misalnya sedang menuruni jurang/ menuruni bukit yang curam, sedangkan jika turunan tidak terlalu curam bisa memakai gigi 2.
Pada mobil matic sebaiknya memakai gigi L atau gigi 1 untuk turunan tajam, sedangkan jika turunan tidak terlalu tajam bisa memakai gigi 2.
Sekarang pada mobil matic juga sudah dibekali dengan tombol over drive atau (od) pada transmisi, dimana fitur ini untuk mendapatkan torsi yang lebih besar, bisa digunakan untuk menanjak dan juga untuk turunan.
Kebiasaan lain yang salah
Selain menetralkan gigi saat di turunan, ada beberapa kebiasaan lain yang kerap dilakukan pengemudi padahal itu salah antara lain:
1. Pengemudi mobil matic tidak mau memposisikan tuas transmisi ke N pada saat mobil berhenti di lampu merah, nah meskipun hanya berhenti sebentar (di lampu merah), sebaiknya pengemudi mobil matic memindahkan tuas transmisi ke N, jika ingin berjalan baru memindahkan lagi ke D... hal ini untuk menghemat kampas kopling dan juga beban mesin serta rem.
2. Kebiasaan lain yang dinilai salah menurut Soni Susmana selaku direktur SDCI adalah saat di lampu merah yakni mengerem dengan rem parkir, padahal yang benar adalah mengerem dengan rem kaki sehingga pengemudi tetap waspada dan memberi tanda pada mobil dibelakangnya karena rem kaki akan menyalakan lampu rem sedangkan rem parkir tidak.
3. Pengemudi mobil matic memposisikan transmisi di P saat di lampu merah, hal ini tidak dibenarkan karena akan membebani kinerja mesin dan gearbox, transmisi P hanya dipakai untuk parkir dan mematikan mesin.
4. Menyalakan lampu tanda bayaha/ kebua lampu sein berkedip2 secara bersamaan (lampu hazard) saat mobil sedang berjalan, hal ini banyak dilakukan pengemudi saat berjalan pelan padahal menyalakan lampu hazard saat mobil berjalan walaupun pelan sangat tidak dibenarkan. Lampu tanda bahaya/ darurat ini hanya boleh dinyalakan saat mobil berhendi di pinggir jalan (dalam keadaan diam).
Jika lampu ini dinyalakan maka akan berbahaya bagi pengemudi mobil lain di belakang kita yang akan silau dengan lampu berkedip2 ini, terlebih jika malam hari sangat menyilaukan dan bisa menimbulkan kecelakaan.
No comments:
Post a Comment