Banyak pecinta otomotif yang tidak memakai alas kaki (sendal/ sepatu) saat mengemudi, dengan alasan bermacam-macam seperti: lebih peka saat tidak pakai alas kaki, kaki juga lebih tidak panas, dan lain-lain. Memang ada keuntungannya kita menyetir tanpa memakai sepatu/ sendal yakni kaki terasa lebih nyaman dan bisa mengukur merasakan pedal gas/ rem (lebih peka).
Secara aturan sebenarnya tidak ada aturan yang membatasi atau melarang mengemudi memakai/ tidak memakai alas kaki, akan tetapi menurut pakar-pakar safety riding sebenarnya ada beberapa keburukan/ dampak negatif saat kita mengemudi tanpa alas kaki (baik sepatu atau sendal):
1. Mengemudi tanpa memakai alas kaki jika lama (perjalanan jauh) akan membuat kaki panas bahkan bisa sampai lecet, karena menginjak pedal gas-rem-kopling secara berulang-ulang dalam waktu yang lama yang lama kelamaan menimbulkan luka
2. Mengemudi tanpa alas kaki juga menyebabkan kaki lebih cepat lelah, nah jika untuk jarak pendek saja tak masalah, tetapi untuk perjalanan jauh ini cukup menyiksa...selain cepat lelah juga sakit pada telapak kaki.
3. Beberapa orang saat mengemudi tanpa alas kaki lama kelamaan pedal gas/ rem terasa menjadi lebih licin, hal ini masuk akal karena mungkin kaki mengeluarkan keringat dan menetes sampai telapak kaki
4. Driver yang tidak memakai alas kaki biasanya melepasnya dan menaruhnya sembarangan dibawah kaki atau sekitar kaki, nah ini bisa menjadi masalah karena sepatu/ sendal bisa mengganjal pedal rem/ gas saat driver tak sengaja menggeser posisi sepatu sampai kebawah pedal rem/ gas
5. Meskipun begitu tidak ada yang menyatakan bahwa mengemudi tanpa alas kaki menyebabkan kecelakaan, akan tetapi jika terjadi kecelakaan maka mengemudi tanpa alas kaki akan lebih besar resikonya... saat kecelakaan terjadi dan pengemudi ingin keluar menjauh dari mobil, kemungkinan terkena serpihan kaca dan logam semakin besar saat tidak pakai alas kaki.
Pilih alas kaki yang tepat
Meskipun alas kaki adalah cenderung baik untuk pengemudi, akan tetapi pecinta otomotif harus bisa memilih alas kaki yang tepat, berikut pedomannya:
1. Usahakan memakai sepatu, jangan sendal karena sendal berpotensi terlepas dari kaki, kemudian sendal juga berpotensi tersangkut ke pedal rem atau pedal gas.
2. Pakailah sepatu dengan telapak sepatu yang tidak licin dan rata, pada bagian atas sepatu pilihlah yang cukup elastis agar tidak menyulitkan pergerakan kaki kita
3. Lebih baik memakai alas sepatu yang tipis, hindari memakai hak tinggi pada wanita... daripada memakai sepatu hak tinggi untuk mengemudi lebih baik dilepas saja dan ditaruh tempat yang aman, misalnya dibawah jok penumpang depan, kecelakaan akibat memakai alas kaki hak tinggi saat mengemudi sangat dimungkinkan.
Aksesoris yang berbahaya pada mobil
Sepatu hak tinggi atau sendal jepit termask peralatan yang berbahaya dipakai saat mengemudi, selain itu ada beberapa peralatan berbahaya lain yang keberadaannya di dalam mobil bisa menimbulkan kecelakaan antara lain:
1. Cover stir: stir mobil yang dibungkus sebenarnya sangat berbahaya karena sudah bukan standar pabrikan lagi, dan saat mengalami keadaan tak terduga respon yang diharapkan tidak secepat stir mobil tanpa pembungkus stir
2. Pembungkus pedal: pecinta otomotif sebaiknya tidak usah memakai pembungkus pedal, karena ada beberapa pembungkus pedal yang berbahaya dan malah menjadikan pedal licin
3. Hiasan kabin: beberapa pemilik mobil menaruh hiasan yang cukup besar seperti boneka dan hiasan-hiasan lain yang bisa memecah konsentrasi saat mengemudi
4. Pemutar stir: atau Forklift Knob berbahaya dipasangkan pada stir mobil
5. Lampu HID: HID yang berwarna putih terlalu terang sering dipasang pada mobil agar bisa menyinari jalan dengan kuat, padahal itu sangat menyilaukan pengendara lain...pemasangan lampu HID dan LED ada patokannya yang sudah kami bahas pada artikel sebelumnya
6. Sendal dan sepatu hak tinggi
Untuk lebih detailnya tentang apa-apa yang berbahaya di dalam mobil, berikut ini ulasan detailnya
Spesifikasi | mobil | motor | mesin | interior | eksterior | fitur | tenaga | Hp | akselerasi | kelebihan | kekurangan | Harga | konsumsi | BBM | cara | tips | merawat | mengatasi | rem | mogok | Toyota | Honda | Suzuki | Mitsubishi | Daihatsu | Nissan | Isuzu | wuling | Panther | Jimny | Kijang | pajero | fortuner | HR-V | Rush | Terios | Taruna | Avanza | xenia | Ayla | agya | Xpander | Calya | Sigra | Ertiga | Carry | Espass | Escudo | APV | Brio | L300 | irit | offroad | Innova | pickup |
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Perbedaan D-Tracker dan KLX 150: Ban, Velg, Rem, Gir, Suspensi
Kawasaki KLX 150 dan D-Tracker sebenarnya adalah motor kembar baik mesin, sasis, rangka, body, desain yang mana keduanya dibangun dari plat...
-
Mazda 323 Interplay adalah mobil jenis sedan yang keluar tahun 90an secara resmi tahun 1989 sampai 1997, mobil ini banyak dijumpai di Indon...
-
Daihatsu Classy dan Daihatsu Winner merupakan varian dari Daihatsu Charade , perbedaan antara classy dan winner adalah pada tipe mobil y...
-
Isuzu D-Max mesin turbo diesel semakin dicari para penikmat off road indonesia, semakin ramainya mobil double cabin yang dikeluarkan ma...
No comments:
Post a Comment