Saturday, July 12, 2014

Awas Melewati Genangan Air Penyebab Kecelakaan

Musim hujan telah tiba, pada beberapa hari lalu telah kita bahas mengenai bahaya melewati banjir misalnya resiko mobil mogok atau berjamur akan tetapi tidak sampai fatal, akan tetapi sebenarnya melewati banjir resikonya lebih kecil daripada melewati genangan air.
Ini yang jarang dibahas!!!...
Melewati genangan air seringkali diremehkan oleh pecinta otomotif sehingga sering pada kecepatan diatas 70 Km/ jam pecinta otomotif tetap memaksa melewati genangan air, hal ini sangat berbahaya

karena pada dasarnya mobil yang melaju pada kecepatan 72 Km/ jam atau lebih dan menerjang genangan air setinggi 0,25 cm (2,5 mm) ban mobil sudah mengambang di atas permukaan air (genangan air tersebut). Pada keadaan ban mobil yang mengambang dipermukaan air sebenarnya ban telah kehilangan cengkraman pada aspal, dan resiko kecelakaan sangat tinggi pada kecepatan ini 72 km/jam atau lebih, "kejadian mengambangnya ban dipermukaan genangan air ini disebut Aquaplanning".
Kadang orang meremehkan air saja apa lagi hanya seperempat centimeter aman untuk dilewati? padahal air memiliki sifat yang sangat kuat yakni "tidak bisa ditekan", pada kecepatan tertentu misalnya 72 km/jam secara umum mobil sudah tergelincir saat melewati air setinggi 2,5 mm. Akan tetapi kondisi aquaplanning tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan mobil dan tebalnya genangan air, aquaplanning juga dipengaruhi oleh berat mobil, alur pada ban mobil, tekanan udara ban mobil, tebal atau tipisnya ban mobil.
Berikut adalah prinsip-prinsip dalam menghindari aquaplanning:
Kecepatan diatas 72 Km/ Jam
Semakin cepat mobil berjalan maka potensi aquaplanning semakin tinggi, menurut penelitian mobil yang dalam kondisi bagus akan mulai terjadi aquaplanning saat melewati air setinggi 0,25 cm pada kecepatan 72 Km/jam, akan tetapi kebanyakan mobil di Indonesia bisa lebih lambat dari itu misalnya hanya 60 km/jam sudah mengalami aquaplanning karena keadaan ban yang rata-rata memiliki kualitas rendah (ulir/ ketebalan/ tekanan udara/ beban mobil/ dll). Oleh karena itu sangat disarankan untuk pengemudi di indonesia mengurangi kecepatan mobil sampai dibawah 70 km/jam sampai 50 km/jam saat melibas jalan berair ini.
Ban Tipis atau Aus
Ban tipis atau ban aurbisa memicu terjadinya mobil tergelincir (aquaplanning) semakin cepat, saat ban menipis maka volume ulir semakin kecil (ulir ini berfungsi sebagai aliran air atau untuk membuang air yang terinjan di tengah-tengah ban). Ketika ulir semakin tipis maka dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuang air ke sisi luar ban dan potensi aquaplanning menjadi lebih tinggi pada kecepatan yang sama (misalnya 72 km/jam), pada kondisi ban tipis ini proses terjadinya aquaplanning bisa terjadi pada kecepatan dibawah 72 km/jam misalnya 60 km/ jam. hati-hatilah....
Tekanan udara pada ban rendah
Jika tekanan udara pada ban rendah atau kurang (standartnya 30 sampai 33 dpi) saat melewati genangan air maka bagian tengah ban akan terangkat sehingga akan mengumpulkan air pada bagian tengah ban, semakin banyak air maka semakin sulit/berat ulir ban untuk membuang air sehingga potensi terjadinya aquaplanning pada ban yang memiliki tekanan udara kurang semakin besar.
Berat/ beban mobil
Pada ban dengan tekanan udara standar (normal) maka mobil yang lebih ringan akan semakin mudah mengalami aquaplanning, akan tetapi jika tekanan udara pada ban kurang (rendah) maka berlaku sebaliknya yakni mobil dengan bobot yang lebih berat akan lebih mudah mengalami aquaplanning pada kecepatan yang sama.
Penggunaan ban lebar
Semakin lebar ban maka semakin lama air dari tengah ban terbuang ke sisi ban, boleh jadi pada jalan kering ban lebar memiliki daya cengkram yang bagus akan tetapi pada genangan air ban lebar justru memiliki kemampuan mencengkram aspal lebih buruk (performanya terbalik saat lewat jalan berair).
Cara mengatasi jika mobil mengambang diatas permukaan air (tergelincir akibat aquaplanning):
1. jangan panik
2. jangan mengerem
3. kurang gas pelan-pelan
4. jika pecinta otomotif terpaksa harus mengerem maka lakukanlah dengan lembut, dan pecinta otomotif harus bersiap-siap dengan kondisi tak terduga yang terjadi pada mobil misalnya mobil terjadi understeer atau oversteer atau jika mobil mengalami kehilangan kendali.
5. kehilangan kendali sering terjadi pada ban belakang, saat mobil mulai kehilangan kendali pada ban belakang maka arahkan ban depan sedikit mengikuti ban belakang sambil kurangi injakan gas dengan lembut, lalu jika mobil sudah dalam kendali arahkan ban depan seperti tujuan saat sebelum tergelincir (arah semula). berikut artikel lebih lengkap mengenai cara mengatasi understeer dan oversteer

No comments:

Post a Comment

Perbedaan D-Tracker dan KLX 150: Ban, Velg, Rem, Gir, Suspensi

Kawasaki KLX 150 dan D-Tracker sebenarnya adalah motor kembar baik mesin, sasis, rangka, body, desain yang mana keduanya dibangun dari plat...