Banyak pecinta otomotif yang sedikit bingung bagaimana mengatur jarak dengan mobil di depan kita saat mobil berjalan, banyak pula yang salah menerapkannya misalnya mengambil jarak 3 meter atau 5 meter dan lain-lain.
Manfaat mengatur jarak dengan mobil di depan kita saat mobil berjalan adalah untuk keselamatan kita ketika di depan terjadi apa-apa misalnya mengerem mendadak atau tabrakan atau mobil masuk lubang atau aktifitas lain yang tak terduga.
Pada dasarnya ada pedoman yang disepakati oleh para ahli dibidang otomotif mulai produsen otomotif, pemakai mobil (konsumen), pakar lalu lintas, dll. Banyak yang merekomendasikan menentukan jarak dengan mobil di depan sesuai dengan patokan/ rumus kecepatan mobil (meskipun ini juga masih bisa diperdebatkan misalnya; bagaimana teknolog remnya, bannya seperti apa, beban mobil berapa, dll), ada juga ada yang merekomendasikan jarak 3 detik dari mobil di depan dengan memperhitungkan kecepatan kita juga (tidak berdasar rumus seperti pada cara pertama).
Pedoman yang digunakan untuk menghitung jarak adalah kecepatan kita, dengan rumus sebagai berikut:
* Untuk kecepatan 32 km/ jam maka jarak aman adalah 12 meter dari kendaraan di depan kita
* Untuk kecepatan 48 km/ jam, jarak aman adalah 23 meter
* Kecepatan 64 km/jam, jarak aman adalah 36 meter
* Kecepatan 80 KPJ, maka jarak aman dengan mobil di depan kita adalah 53 meter
* Kita pada kecepatan 96 KPJ, maka jarak yang ideal dari kendaraan di depan kita adalah 73 meter
* Kecepatan mobil 112 km/jam, jarak aman adalah 96 meter.
Patokan jarak berdasarkan hitungan waktu 3 detik
Patokan ini menghitung hitung jarak 3 detik berdasarkan kecepatan kita. Misalnya kita melaju pada kecepatan 50 km/jam maka dalam satu detik mobil menempuh jarak 13,88 meter maka jarak aman dengan mobil di depan adalah 13,88 x 3 yakni 41,64 meter.
Patokan berdasar waktu 3 detik ini bahkan lebih jauh dari patokan berdasar rumus (yang pertama), karena jika kita memakai cara pertama maka untuk kecepatan 50 km/jam maka jarak aman adalah sekitar 25 meter.
Mana yang dipakai
Masyarakat kita (indonesia) lebih suka memakai yang jarak 3 detik karena cukup mudah sebenarnya (tidak perlu menghitung). Hanya melihat jalan dan memberi tanda khayal (dalam gambar di bawah tanda khayalnya adalah pohon) lalu memperkirakan mobil mobil melibas tanda tersebut dalam waktu 3 detik maka itulah jaraknya.
Negara maju sudah melengkapi teknologi mobil dengan sensor jarak dan pembacaan kecepatan berbasis komputer sehingga menemukan jarak ideal dengan mobil di depannya, memadukan dengan alaram yang berfungsi sebagai assist pengemudi saat jarak dirasa tidak aman. Secara umum jarak 3 detik dirasa sudah aman oleh beberapa orang, akan tetapi lebih aman jika memakai patokan kecepatan dan jarak yang harus kita berikan.
Jarak ideal yang fleksibel
Patokan di atas tidaklah saklek artinya kita bisa mengira-ngira sendiri, misalnya pada kecepatan 50 km/jam maka kita menjaga jarak dengan mobil di depan kira-kira 25 meter (yah beda-beda sedikit tidak masalah, asalkan secara prinsip tidak kita langgar terlalu banyak), toh sebenarnya juga sulit kita mengukur berapa meter jarak kita dengan mobil di depan tanpa ada sensor khusus.
Jarak aman di atas tentunya juga fleksibel (tergantung mobil kita seperti apa dan kondisinya magaimana), misal rem kita kampasnya sedikit habis maka kasih jarak yang lebih jauh agar jaraknya cukup untuk mengerem. Misal teknologi rem kita terbelakang kita juga harus tahu diri dengan lebih memberikan jarak yang cukup (lebih jauh)
Prinsip
Yang terpenting adalah prinsip semakin cepat mobil kita maka semakin sulit kita mengerem dan membutuhkan ruang, berilah jarak aman yang cukup jauh (sampai pecinta otomotif benar-benar merasa aman dan leluasa mengendalikan mobil)
Dalam mengemudi hendaknya jangan terlalu mepet dengan mobil didepan dan jangan terlalu cepat dalam mengemudi (tidak melebihi 100 kpj) karena pada kecepatan tersebut resiko kecelakaan meningkat berkali-kali lipat (lebih dari 2 kali lipat) dibandingkan pecinta otomotif mengemudi pada kecepatan 50 kpj.
No comments:
Post a Comment