Daihatsu Sigra bisa dikatakan adalah adik dari Xenia, keduanya memakai mesin dengan teknologi yang mirip yakni dual VVT-i, juga sama-sama memakai mesin 4 silinder, perbedaannya Sigra memakai mesin yang lebih kecil yakni 1200 cc (1197 cc) bertenaga maksimum 88 Hp dengan torsi 108 Nm, sedangkan Xenia memakai mesin 1300 cc (1329 cc) yang tenaga maksimumnya mencapai 97 Hp dan torsi 121 Nm.
Perbedaan yang juga penting dipahami adalah pada sistem penggerak dimana Xenia memakai penggerak roda belakang yang unggul pada jalan lebih ekstrim (jalan tanah atau non aspal), sedangkan Sigra memakai penggerak roda depan yang unggul pada jalanan yang halus (jalanan aspal perkotaan).
Selain itu perbedaan bobot mobil juga menjadi penentu adu performa dan keiritan kedua mobil ini,
Mobil yang dipakai perbandingan kali ini adalah Daihatsu Sigra 1.2 R AT Deluxe Vs Daihatsu Xenia 1.3 R AT Sporty. Perbandingan Sigra Vs Xenia kali ini tentang performa mesin dan keiritan konsumsi bahan bakar mobil, sementara untuk harga dan fitur mungkin di ulas di lain waktu
Lebih irit mana?
Secara umum jauh lebih irit Daihatsu Sigra, dimana Daihatsu Sigra 1.2 R AT mampu mencatatkan angka di 17,3 Km/liter untuk jalan dalam kota, sedangkan pada rute yang sama Daihatsu Xenia 1.3 R AT Sporty mampu mencatatkan keiritan 12 km/ liter. Nah selisih sebesar 5 km/ liter termasuk besar bro,,,, lebih irit Sigra.
Bagaimana untuk rute jalan bebas hambatan atau jalan TOL? Rupanya Daihatsu Sigra juga tetap lebih irit yakni konsumsi BBM mencapai 20,5 km/ liter sedangkan Daihatsu Xenia tercatat memiliki konsumsi BBM 16,5 km/ liter pada jalan bebas hambatan. Masih selisih sekitar 5 km/liternya, 5 Km itu jauh broo untuk perjalanan dengan mobil.
Jadi kesimpulannya jauh lebih irit Sigra dibandingkan Xenia. Lantas bagaimana dengan performa mobil?
Performa mesin Sigra Vs Xenia
Daihatsu Xenia 1.3 R AT ini memiliki tenaga 97 Hp sedangkan Daihatsu Sigra memiliki tenaga 88 Hp, akan tetapi bukan berarti dengan angka seperti itu Xenia lantas menang jauh dengan Daihatsu Sigra masalah performa atau kemampuan mesin.
Faktor yang menentukan performa adalah juga bobot mobil, jika diperhitungkan dengan berat kosong mobil maka didapatkan rasio antara tenaga dan beban kosong. Berat kosong Sigra R AT adalah 990 Kg, Rasio tenaga dan beban Daihatsu Sigra yakni 11,25 Kg/Hp, ini artinya tenaga tiap Hp Daihatsu Sigra dipakai untuk menggerakkan 11,25 Kg saja, kita bandingkan dengan Xenia.
Daihatsu Xenia memiliki tenaga 97 Hp sedangkan beban atau bobot atau berat kosong mobil ini adalah 1130 kg sehingga rasio power to weigt Xenia ini ternyata 11,64 Kg/Hp, ini artinya 1 Hp milik xenia akan membawa beban seberat 11,64 kg (ini lebih berat daripada Sigra).
Untuk mobil dengan nol muatan Sigra bisa lebih enteng akan tetapi coba kita simulasikan dengan 5 orang penumpang dengan rata-rata berat penumpang 60 kg, maka ada tambahan beban 300 kg
* Daihatsu Xenia
Berat kosong + penumpang = 1430 Kg
Tenaga : 97 Hp
Rasio Power to Weigt with 5 person: 1430/ 97 = 14,74 Kg/ Hp
* Daihatsu Sigra
Berat kosong + Penumpang = 1290
Tenaga : 88 Hp
Rasio Power to Weigt with 5 person: 1290/ 88 = 14,65 Kg/Hp
Nah dari perhitungan di atas, jika diberi beban 5 orang penumpang ternyata Daihatsu Sigra masih bisa berjalan lebih ringan daripada Xenia dengan beban yang sama.. Akan tetapi makin besar beban misalnya untuk 7 orang penumpang dengan tambahan barang yang cukup banyak mungkin baru akan terasa Sigra lebih lambat daripada Xenia, akan tetapi jika dipakai tidak terlalu berat maka Sigra ini cukup menjanjikan
Perbedaan sistem penggerak
Tak hanya besaran tenaga (daya kuda) yang menjadi pertimbangn, sistem penggerak juga patut dipertimbangkan, jika pecinta otomotif lebih banyak berada di jalan rusak (jalan berbatu, tanah, jalan menanjak, dll) lebih baik memakai penggerak roda belakang seperti Xenia karena sifatnya yang mendorong dari belakang dikatakan lebih tangguh untuk jalan non aspal.
Jika pecinta otomotif lebih banyak menghabiskan waktu di perkotaan dengan jalan aspal yang mulus memang lebih baik memilih penggerak roda depan karena lebih bagus berakselerasi dan lebih stabil pula saat menikung di jalanan aspal.
Kedua sistem penggerak sebenarnya bisa diaplikasikan pada berbagai kondisi jalan hanya sedikit saja perbedaannya, bahwa satunya lebih unggul di jalan aspal halus dan satunya lebih unggul di jalan sedikit rusak.
No comments:
Post a Comment