Wednesday, July 12, 2017

Pabrik Toyota akan Pergi dari Australia

Industri otomotif di Australia dalam satu tahun terakir mengalami pukulan telak, setelah General Motors dan Ford tidak lagi mau melayani pasar australia kini Toyota juga akan hengkang dari negeri kanguru tersebut. 
Pabrik Toyota sudah berada di Australia sejak 30 tahun terakhir, akan tetapi keuntungan yang terus turun membuat Toyota memutuskan akan menjual pabriknya di Australia.
Rencananya pabrik Toyota yang berlokasi Melbourne Australia ini bakal dilelang Bulan Oktober 2017 mendatang, Rumah lelang GraysOnline adalah lembaga lelang yang ditunjuk Toyota Australia untuk mengawasi penjualan mesin dan fasilitas produksi (pabrik) Toyota.
Sebenarnya rencana akan menutup pabrik di Australia ini sudah cukup lama yakni sejak tahun 2014 paling tidak sudah ada rencana, hal ini dikutip oleh situs berita international BBC News yang mengatakan Toyota akan mengakhiri masa produksi mobil pada Tahun 2017, yang mana artikel tersebut ditulis tahun 2014 lalu. Ini artinya rencananya sudah lama
Beberapa fasilitas yang akan dijual dengan perjanjian individu antara lain: Plant Service, Travelling Granty Cranes, Testing, Presses, Robotic Automation, Assembly, Engine Line Machining, Furnaces, Alumunium Casting. Sementara sisanya seperti fasilitas perawatan umum akan dijual dengan sistem lelang.
Untuk yang berminat membeli fasilitas produksi Toyota Australia ini bisa mendaftarkan diri ke Juru lelang GrasyOnline serta mengajukan penawaran.
Analisis Bangkrutnya Pabrik Toyota Australia
Analisis www.tipsmobilbaru.blogspot.com bahwa dijualnya pabrik Toyota di Australia adalah akibat mahalnya ongkos produksi akibat tenaga kerja yang terlalu mahal di Australia, buruh pabrik disana gajinya sangat besar bisa mencapai 50 juta rupiah sebulan.
Sebenarnya fenomena hengkangnya pabrik-pabrik dari negara maju sudah terasa sejak beberapa tahun terakhir akibat dampak dari globalisasi, mereka bahkan dengan besar-besaran dan terus terang memindahkan fasilitas produksinya ke negara berkembang kebanyakan di Asia.
Jika kita melihat pabrik Nokia, pabrik Apple, IBM, Chevrolet, General Motors, dll berlomba-lomba untuk memindahkan pabriknya ke negara berkembang seperti China, Vietnam, Brazil, dll maka juga tak heran jika pabrikan otomotif sekelas toyota tidak kuat bertahan di negara maju.
Jika memaksa tetap mempertahankan pabriknya maka cost produksi per unit mobilnya menjadi sangat mahal karena harus membayar upah dan material yang mahal, dengan cost produksi yang mahal maka harga jualnya juga harus mahal agar dapat untung. Akan tetapi jika mobil dijual mahal maka dia tidak akan laku karena kalah dengan mobil produksi pabrikan lain yang lebih murah harganya.
Jadi istilahnya untuk melayani pasar Australia sekarang jauh lebih murah mendatangkan mobil dari luar australia daripada membuat mobil di Australia sendiri.
Toyota masih tetap melayani penjualan dan service di Australia, akan tetapi sudah tidak merakit/ membuat mobil di Australia lagi, mereka akan mendatangkan mobil utuh dari luar negeri dan ini kesempatan bagi Indonesia untuk mengekspor mobil ke Australia sebagai negara terdekat. Paling tidak sudah ada beberapa mobil yang dibuat di Indonesia seperti Avanza, Rush, Innova, Fortuner, Agya, dll

No comments:

Post a Comment

Perbedaan D-Tracker dan KLX 150: Ban, Velg, Rem, Gir, Suspensi

Kawasaki KLX 150 dan D-Tracker sebenarnya adalah motor kembar baik mesin, sasis, rangka, body, desain yang mana keduanya dibangun dari plat...